‘Tembok Besar’ Trans Lapindo

Jumat, 15/03/2024 - 07:15
Bongkahan batu besar dan material batu pecah disusun dan diratakan untuk pengerasan jalan 1,8 Km. Satgas TMMD dan masyarakat gotong royong merapikan badan jalan dengan lebar 5 meter.
Bongkahan batu besar dan material batu pecah disusun dan diratakan untuk pengerasan jalan 1,8 Km. Satgas TMMD dan masyarakat gotong royong merapikan badan jalan dengan lebar 5 meter.

Oleh : Letkol Inf Andri Suratman (Dansatgas TMMD Reguler ke-119 Kodim 0428/Mukomuko)

Embun pagi terendap diantara rumput ilalang, gemercik air sungai teriring kicau burung bersahutan di semak belukar, seolah menstabilkan Fenomena El Nino, akhir Februari. Cuaca kembali normal terasa di Desa Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu. Desa yang merupakan Trans Lapindo yang masih terisolir dan tertinggal, berada diujung kecamatan, tepatnya berdekatan dengan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Nestapa seolah masih dirasa ratusan masyarakat yang bertransmigrasi diwilayah itu. Setelah bertransmigrasi dari Jawa dua tahap, pada tahun 2008 dan 2009 silam.

Menapak jejak baru di ujung pelita perbatasan menjadi pilihan, bangkit membangun permukiman baru yang memberi asa kelangsungan hidup lebih maju, kontribusi terbaik bagi tanah air tercinta Indonesia.

Beriring kesabaran berharap menitikan kemajuan setara dengan desa lain dan juga kelayakan permukiman era modern. Mandiri dan Sejahtera menjadi tolak ukur harapan itu.

Pagi menyingsing fajar, suasana masih berkabut dingin. Samar-samar ratusan pria tegap berwibawa, sosok garang berseragam lengkap (loreng) berbaris rapi digerbang desa. Terlihat beriring pasukan seragam satuan lainnya yang turut berbaris kompak.

Mereka adalah Satgas TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) Reguler ke-119 Kodim 0408/Mukomuko, terdiri dari TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL) dan anggota Polri serta petugas teknis dan penyuluh-unit pelayanan yang bersiap sinergi dalam sasaran fisik dan non fisik TMMD.

Sontak asa ratusan masyarakat memancar. Antusiasisme tak terbendung, bak badai masa kelam berlalu, ratusan masyarakat beranjak bersiap turut serta manunggal mensukseskan program TNI AD itu.

“Ayo gempur sasaran fisik dan non fisik. Semuanya siap!” komando Dansatgas Letkol Inf. Andri Suratman, memacu langkah menderap semangat, “Siap” sahut kompak ratusan prajurit bersama masyarakat Trans Lapindo yang turut berbaris.

Pembagian tugas pun diterapkan Dansatgas, ratusan prajurit dan masyarakat yang membantu dibagi menjadi beberapa regu sesuai skill masing-masing untuk menggarap berbagai titik sasaran fisik dan non fisik.

Dimulai dari sasaran fisik, pengerasan/pengoralan jalan desa sepanjang 1.800 Meter dengan lebar 5 meter, pembuatan gorong-gorong 1 unit serta sasaran fisik tambahan yakni rehab RTLH (Rumah Tak Layak Huni) 1 unit, rehab mushola, pembuatan sumur bor 1 unit, renovasi MCK 1 unit dan sejumlah kegiatan penghijauan/tanam pohon maupun penanaman jagung untuk ketahanan pangan.

Sementara sasaran non fisik, sejumlah penyuluh dan unit pelayanan disiagakan dari kerjasama beberapa instansi untuk penyuluhan Bela Negara, Hukum, bahaya Narkoba, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Pangan, Kamtibmas, cegah Stunting, pelayanan KB Kesehatan, Posyandu, Posbindu PTM serta pemutaran film perjuangan.

“Tim medis juga kita siagakan, untuk cek kesehatan berkala. Kemudian pengerjaan juga dibagi beberapa shift demi kelancaran pengerjaan sasaran fisik maupun non fisik”, jelas Dansatgas disela arahannya terhadap Satgas TMMD pagi itu.

Lanjutnya, sejumlah peralatan dan material juga sudah disiapkan regu teknis untuk sasaran fisik, yaitu 2 alat berat escavator, cangkul, garpu tanah, skop, semen, besi dan alat-alat pendukung lainnya serta dropping material koral pengerasan jalan.

  • Pertimbangan Pemilihan Sasaran

Tanjakan curam, lumpur mengedap disepanjang jalan menuju desa. Pasca musim penghujan, kondisi jalan licin, sulit dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat. Bahkan, hasil panen tandan buah sawit masyarakat terhambat untuk diangkut ke luar menuju pabrik yang jaraknya sangat jauh.

Kesulitan masyarakat itu dialami belasan tahun lamanya. Terlebih, untuk anak-anak sekolah yang ingin menempuh pendidikan tingkat SMP dan SMA bersusah payah melewati jalan tanah tersebut menuju sekolah yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari desa.

Melihat kodisi memprihatinkan dan berdasar aspirasi masyarakat Trans Lapindo, lantas Dansatgas Letkol Andri menerangkan alasan memilih sasaran TMMD di Desa Lubuk Talang (Trans Lapindo). Pertama, desa ini berada paling akhir di semua desa se-kecamatan Malin Deman berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi dan belum tersentuh pembangunan jalan yang layak, kondisi jalan ekstrem berbukit dan masih tanah.

Kedua, memudahkan masyarakat mengeluarkan hasil pertanian dan perkebunan, sehingga memperkecil biaya transportasi. “Sebab pasca musim penghujan, jalan licin, masyarakat yang mayoritas petani kelapa sawit sangat mengeluhan masalah ini, karena hasil panennya susah diangkut”, ungkapnya berdasar aspirasi masyarakat setempat.

Ketiga, meningkatkan hasil ekonomi masyarakat. “Dengan adanya sasaran fisik pengerasan/pengoralan jalan, tentu akan menggeliatkan perekonomian warga, hasil pertanian akan mudah diangkut, biaya transportasi terpangkas. Sisi lain, potensi ekonomi lainnya prospek bangkit, selain pertanian dan perkebunan, karena akses jalan sangat vital dan tentu bakal medongkrak berbagai sektor perekonomian lainnya serta memudahkan akses masyarakat menempuh pendidikan maupun kesehatan ke pusat Kota Bengkulu”, jelas Dansatgas memaparkan pertimbanganya.

  • Terjal

tmmd
Sebelum diperkeras, jalan terjal diratakan menggunakan escavator. Satgas TMMD dan masyarakat berjibaku membersihkan semak belukar di sisi badan jalan serta meletakan bongkahan-bongkahan batu besar memperkuat konstruksi pengerasan jalan.

Hari berganti, Satgas TMMD berjibaku gotong royong bersama masyarakat memindahkan bongkahan-bongkahan batu besar disepanjang pinggir jalan untuk menguatkan titik-titik jalan yang berlumpur serta licin, sembari mengerahkan satu unit escavator untuk pemerataan badan jalan.

Pengerjaan siang itu, menitik beratkan di salah satu tanjakan curam, sejumlah siasat diterapkan untuk menaklukan terjalnya medan jalan.

Semak belukar disisi jalan pun tak lepas dari pembersihan, Satgas TMMD dan masyarakat giat menata kerapian jalan sesuai rencana yang telah disepakati dengan lebar 5 meter.

Keringat bercucuran, duri menghujam, rasa gatal tak lagi terasa, semak belukar bercampur pelepah sawit, ilalang, pakis dan rumput lainnya disepanjang pinggir jalan habis dibersihkan.

Seteguk air dalam jerigen meredam haus dan letih saat sejenak beristirahat dibawah rindangnya pohon kelapa sawit.

Siang itu, cengkrama Satgas TMMD mengalir dalam kemanunggalan bersama masyarakat Trans Lapindo, seruput Kopi Robusta 1001 khas Bengkulu dan cicip Kue Bolu Koja khas Mukomuko beralas daun pisang yang tersaji. Kue Bolu Koja banyak disukai berbagai kalangan karena teksturnya yang sangat lembap dan padat, mirip seperti brownies, umumnya berwarna hijau, campuran dari daun suji dan daun pandan. Aroma wangi kue khas menggugah selera.

Canda gurau terlepas, diskusi kelanjutan penggarapan terus digiatkan, kekompakan kian menyatu, Satgas TMMD dan warga tak menyiakan waktu bersantai.

“Ayo tetap semangat”, teriak salah satu satgas, tepat pukul 14.00 WIB, Satgas TMMD dan masyarakat kembali melanjutkan aksinya. Berpadu mengurai penggarapan sesuai tugas masing-masing.

“Material koral diserakkan. Sebagai bahan tambahan, bongkahan batu diangkat memperkuat badan jalan, ayo lanjutkan”, komando salah satu Satgas, sembari mengerahkan escavator meratakannya.

Tak ayal, sesekali terpeleset, sepatu boot yang dipakai Satgas TMMD luput menapak di jalan tanah. Menghela nafas, menandakan sulitnya pengerjaan tanjakan jalan tanah itu.

Semangat juang Satgas TMMD tak surut, teriring harapan masyarakat, menitipkan impian yang sudah lama dinanti.

  • Atasi Kesulitan, Buka Peluang Baru

Berbagai sasaran fisik terus digempur, Satgas TMMD dan masyarakat kompak menyelesaikan titik sasaran masing-masing. Pengerjaan target kurun waktu 1 bulan, memacu semangat mereka untuk menuntaskannya.

Menjelang siang hari, Dansatgas Letkol Andri Suratman meninjau lokasi sasaran fisik pengerasan jalan. Sembari menanyakan progresnya, sang komandan memberi arahan satgas dan masyarakat, untuk tetap memperhatikan kualitas pengerjaan.

Tegap berwibawa, penuh keakraban menyapa warga, Dansatgas mengapresiasi antusiasme warga yang turut membantu pengerjaan sasaran fisik di lokasi.

“Material cukup?” tanya Dansatgas, “Cukup Komandan” sahut tim Satgas.

“Baik, jika ada kendala langsung laporkan, agar segera ditindaklanjuti untuk memperlancar pengerjaan”, tegas Dansatgas mengingatkan prajuritnya. “Siap” jawab Satgas.

Tampak puas melihat progres pengerjaan sasaran fisik jalan, Dansatgas melanjutkan peninjauannya ke titik sasaran fisik pembuatan gorong-gorong serta sasaran fisik tambahan.

“Semua menunjukan progres yang baik, tidak ada kendala yang signifikan. Harapan kita target waktu pengerjaan tercapai”, ungkapnya.

Dansatgas pun menjelaskan, bahwa TMMD ini juga mewujudkan kemanunggalan TNI dan Rakyat. Sehingga, kesulitan masyarakat Trans Lapindo dapat teratasi dengan baik.

“Jalan desa, setelah dilakukan pengerasan, akan mewujudkan prospek lebih baik bagi masyarakat. Mengatasi kesulitan mengangkut hasil panen dan meningkatkan perekonomian masyarakat tentu terwujud. Disamping itu, mobilisasi masyarakat, terutama anak-anak sekolah tidak akan terhambat lagi”, jelas Dansatgas optimis.

Sambung Dansatgas, TMMD ini juga merupakan upaya membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko dalam mempercepat pemerataan pembangunan, dengan alokasi anggaran Rp 1 Miliar.

“Peluang baru peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah akan tercipta kedepannya. Berbagai potensi, seperti wisata alam, UMKM dan sektor perekonomian lainnya berpotensi terwujud setelah adanya akses jalan yang memadai serta berbagai perbaikan infrastruktur fasilitas umum”, jelasnya lagi.

Sejalan dengan itu, mewujudkan impian belasan tahun masyarakat Trans Lapindo menjadi tantangan tersendiri bagi Dansatagas Letkol Andri. Sebab, masyarakat Trans Lapindo merupakan masyarakat transmigrasi, yang sudah lama mengidamkan sentuhan pembangunan.

“Aspirasi masyarakat, menjadi perhatian khusus, kami TNI akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi berbagai kesulitan masyarakat disini”, tegasnya dihadapan masyarakat Trans Lapindo siang itu.

Sentuhan Patriot NKRI ini berupaya mengatasi kesulitan dan membuka peluang baru bagi masyarakat untuk kemajuan dan kesejahteraan ke depan.

tmmd
Nestapa nenek Kaminem. Potret “Pawon” (dapur) penerima rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH) program TMMD ke-119, Kodim 0428/Mukomuko.

Diungkapkan Kakek Ketang (70) dan Nenek Kaminem (68), pasutri penerima Rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH). Bahwa untuk dapat rumah layak sangat diidamkan sejak lama. Namun, perekonomian sulit, membuatnya hidup dalam kesederhanaan.

Kepiluan hidupnya tersirat, kakek dan nenek itu menceritakan kesehariannya yang hidup pas-pasan.

“Saya bersyukur sekali atas bantuan pak TNI. Kami senang, rumah kami disulap menjadi layak huni. Sangat bagus, terimakasih TNI”, ungkapnya haru bahagia mendapat bantuan.

Hal itu juga tak terlepas dari pantauan Babinsa Prada Taufik, yang selalu mengupayakan kesejahteraan warga binaannya.

Besama Bhabinkamtimas dan perangkat Desa Lubuk Talang, Babinsa Prada Taufik selalu memperhatikan kehidupan warga binaannya, juga selalu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Tak hanya itu, sasaran fisik tambahan seperti membuat sumur bor, juga merupakan upaya mewujudkan ketersediaan air bersih di desa. Dibangun satu titik di Kantor Desa, sumur bor itu diharapkan dapat mencukupi masyarakat yang membutuhkan air bersih pasca kekeringan di musim kemarau.

Lalu, Dansatgas Letkol Andri menerangkan, pembuatan sumur bor merupakan Program TNI AD Manunggal Air, sesuai arahan bapak Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc.

tmmd
Manunggal air bersih berhasil disediakan Satgas TMMD dan masyarakat. Dengan kedalaman puluhan meter sumur bor menghasilkan air bersih dengan melimpah.

Disamping itu, program TNI AD ‘Bersatu Dengan Alam’ juga dilaksanakan dengan melakukan penghijauan/penanaman 500 bibit pohon di sekitar pinggir jalan dan sungai.

“Sementara sebagai ketahanan pangan, juga kami lakukan penanaman jagung di lahan seluas 5 hektare”, jelas Dansatgas yang juga mengharapkan ketahanan pangan terwujud di Trans Lapindo ini.

Sasaran fisik tambahan, sambung Dansatgas, rehab Masjid untuk memberikan kelayakan tempat beribadah. Selain itu juga rehab MCK, agar masyarakat memiliki fasilitas MCK yang bersih dan terhindar dari berbagai penyakit.

  •  ‘Tembok Besar’

Jejak masa lalu membekas di sanubari masyarakat Trans Lapindo yang harus bertransmigrasi dari kampung halamannya belasan tahun silam.

Kerinduan kampung halaman enggan diingat. Semangat ratusan masyarakat Trans Lapindo tak surut untuk kelangsungan hidupnya. Melalui transmigrasi umum, membentuk permukiman baru.

Berbagai persoalan baru dihadapi (permukiman baru, masalah baru). Persoalan lahan sengketa hingga ganti rugi lahan usaha dialaminya, hingga ekonomi sulit tumbuh akibat belum definitifnya Desa Lubuk Talang.

Diceritakan, Marsidi (65), Tokoh Masyarakat setempat, bahwa Desa Lubuk Talang ini belum tersentuh pembangunan kurang lebih selama 15 tahun.

“Saya dan saudara-saudara saya bertransmigrasi tahun 2008 dan sejak saat itu belum sama sekali ada pembangunan, terutama jalan desa, kondisinya terjal, licin dan berlumpur saat musim hujan. Kemudian, kondisi lahan disini masih banyak hutan, kayu-kayu besar berserakan. Butuh waktu 3 bulan, saya dan warga disini membersihkan lingkungan desa saat itu”, ungkapnya, sembari bersantai ngopi bareng.

Lanjutnya mengisahkan, “dulu disini juga banyak babi hutan, sehingga banyak warga melakukan pembukaan lahan untuk mengusir babi-babi hutan. Namun, setelah itu muncul harimau, menyasar ternak warga. Kemungkinan harimau itu lapar, karena babi hutan mulai jarang, maka harimau ke permukiman warga dan menyerang ternak”.

“Tak hanya itu, beberapa gajah juga muncul, namun hanya di kebun, memakan buah kelapa sawit. Kemudian kami mengusirnya dibantu petugas Polsus (Polisi Kehutanan)”, katanya.

tmmd
Kemanunggalan TNI dan Rakyat kian kokoh. Pengerasan jalan dilakukan bertahap dengan tetes keringat dalam kemanunggalan.

Sambungnya mengulas beberapa peristiwa yang disaksikannya, “bertahun-tahun kami mengalami berbagai kesulitan. Kondisi jalan yang terjal dan licin saat hujan itu sering mengakibatkan anak-anak sekolah terjatuh dari motor, sehingga tidak jadi berangkat sekolah. Belum lagi ketika kami ingin keluar desa, ban motor harus dirantai, itupun masih sulit melewati jalan desa ini”, keluhnya, yang menyingkap berbagai persoalan desa.

“Persoalan lain terkait hasil pertanian maupun perkembunan, semuanya sulit diangkut, bahkan harga-harga kebutuhan pokok lebih mahal”, ungkapnya.

Saat ini, “Alhamdulillah, kami bersyukur sekali dengan adanya TMMD ini. Luar biasa, TNI sangat membantu kesulitan kami. Warga awalnya seperti tidur, namun saat ini rasanya kembali bangkit, doa-doa kami seakan terjawab sudah, akhirnya desa kami tersentuh pembangunan, Terimakasih banyak pak TNI”, terangnya dengan mimik wajah tersenyum bahagia.

Tambahnya, “Harapan kami, desa ini segera definitif, agar kami dapat anggaran Dana Desa (DD) seperti desa-desa lainnya. Sehingga, pemerataan pembangunan dan juga kemajuan desa semakin baik ke depan”.

Kebangkitan masyarakat Trans Lapindo mulai ada titik terang berkat TMMD. Membangun ‘Tembok Besar’ permukiman baru. Ini menguatkan kembali semangat masyarakat, dengan harapan hidup lebih layak, mandiri dan sejahtera ke depan.

‘Tembok Besar’ menjadi ilustrasi kebangkitan di wilayah baru masyarakat Trans Lapindo, kuat secara ekonomi, prospek hidup layak serta setara dengan kehidupan masyarakat lainnya.

  • Membumikan Pancasila, Perkuat Nasionalisme

Kemanunggalan TNI-Rakyat yang tersirat dalam kegotong-royongan dalam berbagai pengerjaan sasaran fisik dan non fisik, merupakan pengamalan Pancasila.

“Edukasi mengimplementasikan Pancasila kita lakukan melalui penyuluhan Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan (Wasbang), bahwa dalam bernegara, masyarakat dalam segala profesi wajib tahu untuk terus memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila. Memperkuat kerukunan diwilayah baru, sehingga memperkokoh cinta tanah air Indonesia”, terang Dansatgas Letkol Andri.

Sementara dalam Penyuluhan Hukum, masyarakat dibekali edukasi dalam mempertahankan hak dan melaksanakan kewajiban sebagai warga negara. “Pemateri dari Kejaksaan mengedukasi kesadaran hukum, sehingga meningkatkan Kamtibmas yang baik di lapisan masyarakat”, jelasnya.

Terkait Bahaya Narkoba“Pemateri dari Polres Mukomuko, memberikan pemahaman kepada masyarakat Trans Lapindo, khususnya para remaja untuk tidak terpengaruh peredaran narkoba, karena narkoba sangat merusak generasi bangsa”, sebutnya.

tmmd
Di lahan 5 Hektare, TNI perkuat ketahanan pangan. Dengan kompak Satgas TMMD dan Masyarakat “Tonjo” tanam jagung.

Kemudian, soal Ketahanan Pangan, lanjut Dansatgas, dilakukan penyuluhan dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk membangun ketahanan pangan. Selain memperkuat ekonomi, masyarakat diimbau untuk terus menjaga ketersediaan pangan di desa dengan memanfaatkan lahan yang ada seperti membuat kolam perikanan, menanam jagung, padi, singkong dan lain sebagainya, sehingga tidak bergantung pada pembelian konsumsi dari luar.

Tak hanya itu, Pemutaran Film Perjuangan Kemerdekaan juga digelar. “Ini untuk menumbuh-kembangkan semangat Nasionalisme seluruh masyarakat Trans Lapindo untuk senantiasa cinta tanah air, menguatkan kerukunan dan memperkokoh persatuan bangsa dimanapun berada. Sehingga, kita semua mampu menjaga dan merawat warisan perjuangan para pejuang”, tandasnya.

  • Sehat Terlayani

Memastikan kesehatan dan pelayanan yang baik bagi masyarakat juga diperhatikan di Desa Lubuk Talang (Trans Lapindo).

Ketua Persit KCK Dim 0428/Mukomuko Tina Karyati memberikan perhatian khusus dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan untuk masyarakat Trans Lapindo.

Seperti Penyuluhan KB, masyarakat diimbau untuk mensukseskan program pemerintah untuk memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Bukan hanya menyangkut kelahiran dua anak. Namun juga, selalu mejaga kesehatan dengan makanan bergizi dan berolahraga yang cukup, sehingga kesejahteraan keluarga dapat terwujud.

Kemudian, juga dihadirkan pelayanan Posyandu dan Posbindu PTM, dimana para ibu hamil, ibu menyusui serta ibu yang memiliki anak balita diajarkan cara-cara menjaga kesehatan dan memperhatikan gizi yang baik, agar calon bayi dan balita mendapat nutrisi yang cukup”, urainya.

tmmd
Pastikan masyarakat Trans Lapindo hidup sehat. Satgas TMMD non Fisik menggandeng tenaga medis dari instansi terkait melayani masyarakat memeriksa kesehatan dan memberikan penyuluhan-penyuluhan.

Di sisi lain kepada para lansia juga diberikan pemahaman untuk cek rutin kesehatan, agar tetap sehat dan prima saat beraktivitas.

Penyuluhan mencegah Stunting juga dilakukan, seperti pemberian vitamin kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita.

“Para ibu diedukasi untuk memberi asupan gizi yang cukup kepada calon bayi dan balita. Ini agar nutrisi tersalurkan dengan baik, sehingga terhidar dari masalah stunting. Disamping itu kebersihan kuku bagi balita juga perlu diperhatikan, agar terhindar dari kuman penyembab sakit”, tandas Ibu Persit.

Ketahanan masyarakat juga harus disertai kesehatan, dengan menjaga kualitas hidup tentu membentuk pola dan mewujudkan generasi yang cerdas dan mampu bersaing di masa mendatang.

  • Malam Ramadan

Suara bedug terdengar, Azan Maghrib berkumandang, buka puasa awal Ramadan 1445 Hijriah, Selasa 12 Maret 2024 telah tiba. Satgas TMMD bersama orang tua asuh berbuka puasa bersama.

Tak lama kemudian, mereka beserta masyarakat bersegera ke Masjid Nurul Iman untuk melaksanakan salat Tarawih.

tmmd
Masyarakat Trans Lapindo Salat Tarawih malam Ramadan di Masjid Nurul Iman, tepat selesainya Rehab Masjid oleh Satgas TMMD ke-119, Kodim 0428/Mukomuko.

Suasana baru terlihat malam itu, kenyamanan berpadu dalam kekhusukkan salat Tarawih malam Ramadan. Hal itu bertepatan dengan selesainya rehab Masjid Nurul Iman. Dinding bercat hijau khas TNI, lantai keramik, jalan menuju tempat wudhu dibelakang masjid berlatai semen, tak lagi licin. Tempat wudhu pun bersih berlantai keramik.

Ramadan penuh berkah, masyarakat Trans Lapindo tampak khusuk saat salat dan mendengar ceramah imam masjid.

Dansatgas Letkol Andri mengatakan, pasca dimulainya rehab, memang ditargetkan selesai pada awal Ramadan.

“Alhamdulillah, target tercapai, rehab Masjid Nurul Iman selesai bertepatan datangnya bulan suci Ramadan. Masyarakat langsung menggunakannya untuk salat Tarawih dengan nyaman dan khusuk”, ucapnya.

  • Majukan Daerah

Pemerataan pembangunan menjadi target Pemerintah Kabupaten Mukomuko guna mempercepat kemajuan daerah, baik secara ekonomi maupun infrastruktur. Desa Lubuk Talang (Trans Lapindo) menjadi perhatian khusus daerah, sebab merupakan permukiman baru bagi warga transmigrasi, yang belum tersentuh pembangunan dengan baik.

“Maka dari itu, kami pemerintah daerah mendukung serta berterimakasih kepada jajaran TNI AD atas terjalinnya kemitraan untuk bersama-sama melakukan pembangunan, khususnya percepatan pemerataan pembangunan di Desa Lubuk Talang ini, agar masyarakat sejahtera”, ungkap Wakil Bupati Mukomuko, Hj Wasri di sela peninjauannya di lokasi sasaran TMMD.

Sembungnya, keharmonisan dalam kemanungalan TNI dengan rakyat menjadi benteng kekuatan kemandirian bangsa.

Panglima Kodam (Pangdam) II Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil mengatakan TMMD ke-119 merupakan program lintas sektoral dengan melibatkan pemerintah daerah, Polri, instansi dan masyarakat.

"Tujuannya mempercepat akselerasi pembangunan di daerah terutama bagi daerah terisolir dan tertinggal. Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk kepentingan pertahanan serta kemanunggalan TNI dan rakyat," ungkapnya.

Sambungnya, "Mari kita pelihara terus kebersamaan, jangan mudah terprovokasi yang bisa merusak kesatuan persatuan bangsa, terus meningkatkan semangat untuk membangun bersama, dan merealisasikan gotong royong yang merupakan warisan budaya, serta jangan lupa untuk memelihara hasil program TMMD dengan sebaik-baiknya agar manfaatnya dapat terus dirasakan oleh masyarakat".

Sementara Danrem 041/Garuda Emas Brigadir Jenderal TNI Rachmad Zulkarnaen mengatakan bahwa kemanunggalan TNI-Rakyat dalam program TMMD untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

“Mari terus kokohkan kemanunggalan. TMMD ini senantiasa untuk membatu masyarakat”, tegasnya.

Kolonel Inf. Bambang Sulistiyantoro (Kabid Anev Set Itjenad), juga berpesan kepada masyarakat untuk terus menjaga kekompakan serta merawat hasil pembangunan.

“Jaga kerukunan dan kekompakan, kuatkan silaturahmi dan rawat hasil pembangunan”, terangnya disela peninjauannya di lokasi TMMD siang itu.

Terpisah, Sekretaris Desa Lubuk Talang, Miki Chandra ST menyampaikan “Berkat TNI, akses jalan desa menjadi baik, setelah dilakukan pengerasan jalan, mobilitas masyarakat tidak terhambat lagi. Khususnya, anak-anak sekolah bisa menggunakan motor dengan nyaman ke sekolah. Selain itu, masyarakat mengangkut hasil panen juga mudah”, ungkap penuh apresiasi.

Sambungnya, “kegiatan sasaran fisik maupun non fisik TMMD juga sangat membantu masyarakat. Kami atas nama warga Lubuk Talang (Trans Lapindo) bersyukur dan sangat berterimakasih kepada TNI”.

Di sisi lain, Haryadi (43), petani warga setempat, “Kami bersyukur, terimakasih TNI, desa kami semakin maju dan atas pembangunan ini, mudah-mudahan ekonomi kami semakin meningkat ke depan, TNI di Hati Rakyat”.

Sementara diungkapkan Mahfud (53), petani sawit, mengharapkan kesinambungan pembangunan, sehingga desanya tidak lagi tertinggal. “Kami atas nama warga berterimakasih, semoga TNI tetap jaya, kemanunggalan bersama rakyat tetap kuat”, ungkapnya.

Ibu Srini (57), juga mengucap syukur, “Berkat TMMD, anak-anak mudah ke sekolah, hasil pertanian mudah diangkut, terima kasih bapak TNI”.

Prospek kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Trans Lapindo telah terprogram dari giat TMMD ke-119 Kodim 0428/Mukomuko. Menggeliatkan ekonomi, infrastruktur memadai, membangun ketahanan, memperkuat keyakinan masyarakat hidup layak ke depan. ‘Tembok Besar’ itu diharapkan berdiri kokoh hingga generasi mendatang. (*)

Related News