Rumah Sosial Belas Kasih, Tempat Kasih Tak Terbatas Bagi Lansia

Selasa, 06/06/2023 - 13:02
Rumah Sosial Belas Kasih
Rumah Sosial Belas Kasih

Klikwarta.com, Malang - Bangunan beserta tanah yang cukup luas di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, ternyata menyimpan sejuta memory bagi puluhan lansia. Rumah sosial 'belas kasih' menjadi tempat peristirahatan yang nyaman dan tentram bagi mereka yang berusia uzur.

Klikwarta mewawancarai langsung seputar aktifitas lansia yang tinggal ditempat tersebut, Senin (05/06/2023). Suwondo, pecinta budaya asal Ngantang bersama 2 suster, Sr.Chresenthia dan Sr.Laurensia, menelusuri seputar keberadaan rumah hunian khusus lansia ini.

"Oma-oma kita ini beda-beda karakternya. Asalnya juga beda-beda. Perlu perhatian khusus semua. Butuh kesabaran, butuh ketenangan,"ungkap Sr.Laurensia.

v

Kamar tidur lansia diatur berjajar menyesuaikan ukuran bangunan, dan setiap kamar dibagi 2 tempat tidur. Fasilitas tempat tidur lansia tersebut setara fasilitas yang ada di guest house.

Tidak jauh dari tempat tidur, ada tempat ibadah minimalis, dan penataannya sangat inovatif, lantaran menyesuaikan ukuran bangunan dan karakter yang bergenre religi.

Rm.Hariawan ada dibalik rumah hunian lansia tersebut, dari desain, mindset hingga karakter. Terkait karakter, konon semua didasari 'kearifan lokal' yang memuat tradisi dan budaya.

2 rumah bangunan permanen berjajar disamping area 'jalan salib', 1 bangunan bertingkat 1 dan 1 bangunan tidak bertingkat. Disampingnya, 3 rumah kayu berbeda ukuran dan desain, meski berbeda tapi karakternya sama.

Miniatur jalan salib yang berdiri menempel tiang lampu bergenre klasik setinggi sekitar 2 meter, berjajar menuju arah goa Maria. Goa Maria ini perwujudan Maria dan bayi Yesus berkarakter tradisi Jawa, dan goa ini dibangun setinggi sekitar 3 meter.

Bangunan kaca yang berlokasi berdampingan dengan goa Maria, menyimpan aneka benda-benda klasik bergenre tradisional. Disamping kanan kiri pintu masuk bangunan kaca tersebut, berdiri patung berkarakter etnic Jawa.

Bersebelahan dengan bangunan kaca, gasebo setinggi sekitar 3,5 meter berkarakter klasik, menghiasi halaman. 1 meja dan 4 kursi ala peradaban masa lalu, mengisi gasebo itu.

Tidak jauh dari depan pintu masuk, rumah berkarakter tradisional China (perpaduan klasik dan modern), mewarnai keragaman multi etnic disekitar area. 2 patung penjaga, berdiri di depan pintu masuk rumah tradisional tersebut.

Tak cuma itu, ada 4 karakter patung menghiasi sekitar halaman, 1 patung berkepala botak yang menyodorkan batok (genre China), 1 patung sosok pembawa tempayan air, 2 patung sosok dari peradaban masa lalu, serta 1 patung yang menggambarkan Yesus dan Maria pasca penyaliban.

"Aktifitas oma-oma kita ini macam-macam, ada yang suka jalan-jalan, ada yang olahraga ringan. Kalau yang sakit, tetap tidur dikamar,"pungkas Sr.Laurensia.

Saat penelusuran, wanita asal Prancis, Louise Thierry, ikut mendampingi lansia di rumah sosial ini. Meski tidak bisa berbahasa Indonesia, bahasa Inggrisnya masih bisa jadi jembatan komunikasi lintas bangsa.

Berdasarkan prasasti (sengkalan) yang ada disekitar rumah sosial ini, tercatat 19 Agustus 2017 dan diberkati oleh Rm.Ignasius Budiono.

Melihat langsung aktifitas kedua suster perawat lansia, diakui atau tidak diakui, mereka adalah 'superhero' yang sesungguhnya di dunia nyata. Pagi, siang hingga malam, kedua suster tersebut full time melayani lansia dengan spirit 'one taste one think one heart', dan butuh kekuatan fisik untuk melakukannya. (dodik)

Related News