Tedak Siten Tradisi Jawa Tengah untuk Bayi

Selasa, 21/06/2022 - 16:17
Ilustrasi Bayi menginjak Jenang saat Tedak Siten. Foto: Jurnal Indonesia.
Ilustrasi Bayi menginjak Jenang saat Tedak Siten. Foto: Jurnal Indonesia.

Oleh: Afridha Khalila (mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta)

Bagi masyarakat Jawa Tengah, pasti sudah tidak asing dengan tradisi Tedak Siten. Tedak berarti "melangkah", dan "siten" berarti "tanah atau bumi". Jadi, Tedak Siten memiliki makna "melangkah di bumi". Oleh karena itu, tradisi ini dilakukan saat bayi berusia tujuh bulan serta sudah mulai belajar duduk dan berjalan.

Upacara Tedak Siten ditujukan untuk mengetahui minat dan bakat sang bayi, agar kelak menjadi sosok mandiri di masa depan. Upacara dihadiri oleh keluarga serta kerabat lainnya, nantinya sang bayi didoakan agar terhindar dari gangguan roh jahat.

Orang tua harus menyiapkan beberapa hal untuk Tedak Siten, yakni:

  • Jenang berbahan dasar ketan dengan aneka warna seperti merah, kuning, hijau, biru, ungu, oren, dan putih.
  • Tangga dari tebu.
  • Tumpukan pasir bersih.
  • Kurungan ayam dengan isi buku, aksesoris, mainan, alat musik, serta barang lainnya.
  • Wadah berisi uang dan bunga.
  • Air dengan ramuan bunga mawar, melati, magnolia, dan kenanga.
  • Pakaian baru yang elok.

Setelah semua sudah dipersiapkan, Tedak Siten akan dimulai dengan sang bayi berjalan di atas jenang dengan tujuh warna berbeda, ritual ini dimaksudkan agar nantinya sang bayi bisa mengatasi berbagai hambatan kehidupan.

Selanjutnya, sang bayi dipandu untuk menginjak tangga dari tebu, hal ini dilakukan agar sang bayi dapat percaya diri dan memiliki tekad sebagai pejuang sejati dalam berjalan di kehidupannya.

Ritual ketiga, sang bayi dituntun untuk berjalan lalu diletakan dalam tumpukan pasir dan biarkan ia bermain dengan kakinya, kelak sang bayi dapat bekerja untuk memenuhi segala kebutuhannya.

Sampai di puncak ritual Tedak Siten, sang bayi akan ditempatkan di dalam kendang ayam yang sudah didekorasi dengan berbagai barang simbolis. Nantinya sang bayi akan memilih atau memegang barang sesuai keinginannya. Barang yang terpilih akan menggambarkan minat sang bayi terhadap suatu profesi.

Kemudian, orang tua menyebarkan uang dan bunga dengan harapan agar sang bayi memiliki hati yang baik serta dapat mencari rezeki dengan mudah. Lalu sang bayi dimandikan dengan air ramuan bunga agar di masa mendatang sang bayi membawa kehormatan dan menjadi kebanggan bagi keluarga.

Rangkaian Tedak Siten berakhir dengan memakaikan pakaian baru yang elok untuk sang anak, hal ini menggambarkan bahwa ia harus selalu mendapatkan kehidupan yang baik.

Yap, itulah tradisi Jawa Tengah untuk anak bayi, semua rangkaian yang dilakukan dalam Tedak Siten memiliki makna yang baik untuk kehidupannya kelak.

Tags

Related News