
Suasana Pelatihan Bantuan Hidup Dasar RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2021 (foto : Faisal NR / Klikwarta.com)
Klikwarta.com, Blitar - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kota Blitar memberikan pelatihan Basic Live Support (BLS) kepada tenaga kesehatan (nakes) di internal insyansinya guna meningkatkan kapasitas nakes dalam pemberian Batuan Hidup Dasar.
Koordinator Perawat Anastesi sekaligus Ketua DPK PPNI Persatuan Perawat RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Aris Totok Rudianto menjelaskan, substansi BLS atau Bantuan Hidup Dasar ini adalah bagaimana kesigapan seseorang itu muncul bilamana mendapati orang yang tiba-tiba terjatuh karena tidak sadarkan diri dan membutuhkan pertolongan untuk diselamatkan dengan segera.
Dikatakan Aris, contoh seseorang tiba-tiba terjatuh bisa saja karena salah satunya karena serangan jantung. Untuk itu, sambung dia, yang dimaksud dasar bantuan hidup tadi adalah kemampuan yang harus dimiliki secara mendasar intinya.
"Saya selaku penanggungjawab acara pelatihan ini minimal mewajibkan untuk semua karyawan di rumah sakit ini bisa memberikan bantuan hidup dasar tadi. Bantuan hidup dasar itu tujuannya untuk membuat orang yang tiba-tiba jatuh, tiba-tiba pingsan, tiba-tiba tidak sadar bisa kita selamatkan, itu tujuan utama," ungkapnya kepada Klikwarta.com di hari terakhir pelatihan BLS RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, Kamis (9/12/2021).
Aris menuturkan, ruang lingkup materi BLS dari tim diklat kepada peserta diantaranya resusitasi atau pijat jantung, hingga pemberian nafas buatan. Untuk materi bantuan nafas buatan, diberikan kepada para nakes, dokter dan bidan. Sementara untuk aksi resusitasi juga bisa dilakukan untuk masyarakat luas.
"Ruang lingkupnya ada namanya resusitasi jantung paru. Bahasa mudahnya itu pijat jantung, setiap orang yang mengalami henti jantung itu harus kita kembalikan dengan dipijat, itu ruang lingkup utama. Ada tambahannya adalah memberikan nafas, bantuan nafas atau nafas buatan itu biasanya kita lakukan khusus untuk tenaga kesehatan, kaya perawat, dokter, bidan dan sebagainya.Tapi kalau untuk masyarakat awam masyarakat umum yang wajib diketahui ya pijat jantungnya pijat jantung saja, pemberian nafas buatannya belum perlu begitu," paparnya.
Dijelaskannya, kegiatan BLS ini telah dimulai sejak 25 November yang lalu dan berakhir tanggal 9 Desember 2021 atau selama 12 hari. Aris menuturkan, kegiatan BLS itu diikuti sekitar 350 bidan dan perawat RSUD Mardi Waluyo. Maksimal peserta di setiap kelas ada 30 peserta. Karena terbatasnya anggaran untuk kegiatan, akhir tahun ini pesertanya hanya untuk bidan dan perawat. Rencananya, awal tahun 2022 akan dilakukan BLS kembali dengan sasaran pesertanya seluruh karyawan RSUD Mardi Waluyo.
"Rencana awal tahun 2022 seluruh karyawan di RS ini. Nah sasaran untuk yang akhir tahun karena berkaitan dengan anggaran, ini kita mencakup 350an peserta itu semua dari bidan dan perawat di RS ini. Kemudian untuk sisa karyawan kita rencanakan untuk awal tahun depan dengan tujuan sama bahwa kita semua harus bisa memberikan bantuan hidup dasar," urainya.
Diketahui, tim diklat yang memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar ini para dokter dan perawat RSUD Mardi Waluyo. Pemberi materi Bantuan Hidup Dasar ini juga telah memiliki sertifikasi untuk memberikan materi Bantuan Hidup Dasar.
(Pewarta : Faisal NR)