Klikwarta.com, Jatim - Kader senior DPD Golkar Jawa Timur Freddy Purnomo mengaku resah karena elektabilitas partainya belum ada peningkatan. Mengingat pelaksanaan Pemilu kurang dua tahun lagi.
“Saya prihatin dengan Golkar Jatim karena elektabilitasnya turun. Mohon maaf, jujur saja kader senior Golkar sekarang ini prihatin. Semua prihatin,” ungkap anggota DPRD Jawa Timur Freddy Purnomo, Sabtu (23/7).
Freddy Ketua Golkar Jatim Sarmuji dan pengurusnya untuk lebih kerja keras menaikkan elektabilitas Golkar Jatim. Mengingat dalam beberapa survei, elektabilitas Golkar Jatim masih dibawah sepuluh persen.
“Sarmuji lebih baik mengutamakan menyelamatkan Golkar dan yang kedua itu diprioritaskan,” tuturnya.
Terkait hasil Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Golkar Lumajang mendukung Sarmuji untuk maju dalam Pilgub Jatim, karena dinilai punya modal mumpuni karena sering terjun ke masyarakat, Freddy menilai dukungan personal yang diberikan kader kepada Ketua Golkar Jatim Sarmuji belum mencerminkan sikap partai.
“Sah sah saja kalau yang mendukung satu dua orang secara personal, tapi kan semua ada mekanismenya. Ya minimal nanti kalau nggak pleno diperluas. Baru nanti hasilnya akan dikirim ke Jakarta dan DPP akan melakukan survey,” katanya.
Menurut mantan ketua Komisi A DPRD Jatim itu, selain dukungan kader, Cagub Jatim yang diusung harus punya elektabilitas tinggi dan ketokohan yang mumpuni. Kader internal juga harus mempunyai basis massa yang kuat di grass root.
“Kalau Sarmuji memang mampu ya silahkan. Persoalannya bukan dukung mendukung. Pertama adalah elektabilitas dan ketokohannya bagaimana,” tambahnya.
Freddy mempertanyakan elektabilitas ketua DPD Golkar Jatim tersebut di Jatim. Mengingat, pertarungan di Pilgub Jatim akan berlangsung keras, sehingga dibutuhkan tokoh yang benar-benar mempunyai tingkat elektabilitas tinggi.
“Pokoknya elektabilitasnya dalam konteks professional dan ketokohannya sejauh mana,” pintanya.
Freddy lalu membandingkan dengan keputusan DPP Golkar mengusung Khofifah Indar Parawansa pada Pilgub periode lalu. Menurut dia, keputusan tersebut sudah berdasarkan kajian matang, karena Khofifah punya elektabilitas tinggi dan berangkat dari bawah.
“Teman teman suruh melihat Gus Ipul ketua Ansor maju masih sulit menang dan kurang apa,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, anggota DPRD Jatim itu juga membantah anggapan bahwa Golkar bukanlah partai kader. Wacana yang berkembang itu dinilai tidak berdasar, dan akan merugikan.
“Jangan ada kata yang menyebut Golkar bukan partai kader. Golkar adalah partai kader, kalau ada yang menyebut Golkar partai non kader itu adalah membunuh sejarah golkar,” pungkasnya.
Untuk diketahui hasil survey ARCI menyebutkan bahwa Partai Golkar ada di urutan keempat dengan elektabilitas 10,08 persen. Sedangkan, dalam survey LANSKAP yang sudah dirilis di media beberapa waktu lalu, Golkar berada di urutan keempat dengan elektabilitas 3 persen dibawah Gerindra dengan persentase keterpilihan 30%, PDIP di angka 21,1% dan PKB 18,9%.
(Pewarta: Supra)