Klikwarta.com, Malang - Tumpukan batu kuno yang didominasi berbentuk persegi, berderet di bangunan permanen yang berlokasi di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Semua tumpukan batu tersebut berbahan andesit, dan menurut warga setempat, diduga bagian dari struktur suatu bangunan atau candi.
Apabila benar tumpukan batu itu bagian dari bangunan atau candi, belum diketahui secara pasti dari era Kerajaan mana, pada masa pemerintahan siapa, kapan dibangun, dan untuk tujuan apa dibangun.
Menurut Joko, warga desa setempat (selasa,10/8/2021), tumpukan bebatuan tersebut sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Namun, belum ada satupun yang berusaha mengkorelasikannya dengan peradaban masa lalu, baik eksplorasi berbasis publikasi, maupun berbasis pengungkapan fakta.
"Belum ada yang pernah mengeksplorasi batu-batu ini. Kalau ada, itu sebatas foto tanpa informasi mendalam. Batu-batu ini sudah terkumpul seperti ini, sejak saya kecil".
Batu-batu itu terkumpul tidak dalam satu paket, tetapi berbeda tahun, dalam artian tidak langsung terkumpul dalam satu waktu. Tidak diketahui secara jelas, kapan dimulainya pengumpulan batu-batu ini berawal, dan siapa menginisiasi pengumpulannya.
"Informasi riwayat batu ini masih belum valid, tidak diketahui kapan terkumpulnya, siapa yang melakukan awal, darimana saja batu ini berasal, ini masih tanda tanya".
Dari jenis bentuk bebatuan yang terkumpul, bisa diklasifikan 3 jenis, berbentuk relief orang, bentuk persegi, dan bentuk setengah bulat bertingkat. Kesemua batu terkumpul dalam bangunan permanen berlantai, dan beratap, tapi tidak berpintu maupun bertembok.
Khusus bentuk relief, tidak diketahui secara pasti, siapa yang divisualisasikan, dan apa hubungannya dengan tumpukan bebatuan andesit ini. Apalagi, bagian kepala relief itu terlihat patah, dan sisa patahan berstatus hilang, alias tidak diketahui keberadaannya.
"Disini, kita bisa lihat ada 3 jenis bentuk, tapi kita tidak tahu pasti wujud aslinya. Batu yang mirip relief orang ini, tidak tahu siapa beliau, hubungannya apa dengan batu-batu persegi itu".
Lanjut Joko, sebagian warga setempat menduga bebatuan tersebut terkorelasi dengan bagian struktur candi. Terkait "background" candi itu sendiri, informasi masih simpang siur, ada yang yang menyebut berlatarbelakang Hindu, sebagian lagi mengatakan bercorak Budha.
Pada hari-hari tertentu, beberapa orang berlatarbelakang spiritualis, mendatangi tempat ini. Tujuan mereka berbeda-beda, dan mereka memperhatikan betul kebersihan sekitar lokasi.
"Tempat ini biasa digunakan orang-orang untuk aktifitas spiritual. Aktifitasnya berbeda-beda, tujuannya beda-beda, tapi semua dilakukan rata-rata malam hari".
Joko tidak menyangkal, kalau tempat itu memiliki energi yang tak kasat mata disekitarnya. Informasi itu diketahuinya berdasarkan keterangan para pelaku spiritual di lokasi ini. Informasi tersebut berbeda-beda penjelasan, tetapi berujung eksistensi astral di sekitar lokasi.
Hingga saat ini, kondisi bebatuan terawat dan terpelihara oleh warga sekitar. Hal ini dilihat gambaran sekitar lokasi yang bersih, dan rapi. Selain itu, bangunan yang menaungi bebatuan tersebut, terlihat kokoh dan terjaga. (dodik)