Doar,..! Warga “Terganggu Mental” Tunduk dan Patuh Pada Boyhaqi

Minggu, 19/01/2020 - 09:21
Sejumlah 7 warga penderita "Gangguan Mental" Lingkungan Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Yang Akan Diboyong ke RSJ RSUDZA Banda Aceh Oleh Inisiator Pemuda Boy, Singgah Sejenak Dan Tetap Berada Diatas Bak Mobil Untuk Mencicipi Menu Khenduri Maulidul Rasul Di Mesjid Al-Falah Namploh Sabtu 18 Januari 2020.
Sejumlah 7 warga penderita "Gangguan Mental" Lingkungan Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Yang Akan Diboyong ke RSJ RSUDZA Banda Aceh Oleh Inisiator Pemuda Boy, Singgah Sejenak Dan Tetap Berada Diatas Bak Mobil Untuk Mencicipi Menu Khenduri Maulidul Rasul Di Mesjid Al-Falah Namploh Sabtu 18 Januari 2020.

Klikwarta.com, Bireuen – Pada umumnya penderita gangguan mental sering diidentikkan dengan sebutan ‘orang gila’ atau ‘sakit jiwa’, serta dianggap sangat lumrah mengalami beragam perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan dizalimi  hingga dipasung. Padahal, penderita gangguan mental bisa normal kembali dengan solusi  pengobatan intensif secara medis di rumah sakit.

Solusi penyembuhan dirumah sakit pastinya mengandalkan obat-obatan dan psikoterapi.

Pada kasus tertentu, dokter akan memberikan kombinasi kedua metode pengobatan tersebut serta menyarankan pasien menjalani gaya hidup yang sehat. 

Namun pada kenyataannya keluarga penderita gangguan mental sering bersikap apatis dan pasrah untuk mencari solusi kesehatan terhadap saudaranya yang mengalami gangguan mental.

Banyak sebab apatis melakukan pengobatan, apalagi jika masalah ini menimpa keluarga berekonomi lemah, Tidak optimis bisa disembuhkan termasuk berdomisili di daerah yang jauh dengan rumah sakit jiwa (RSJ).

Tak heran, dibanyak daerah penderita gangguan mental kerab terlihat berkeliaran dengan bermacam tingkah dan resiko. 

Berawal dari keyakinan tersebut, sehingga Boyhaqi (46) seorang Tokoh muda di Samalanga Kabupaten Bireuen tergerak niat sucinya untuk berbuat sesuatu “bakti positif” bagi orang lain tanpa garansi pamrih.

Tanpa kumpulan atau lembaga resmi yang menggerakkan, 

Boyhaqi menggeluti rutinitas sebaga seorang pedagang rempah taraf menengah di Kota Kecamatan Samalanga bergerak dengan inisiatif seta dukungan modal pribadi merangkul warga gangguan jiwa di Keacamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, atas dasar restu keluarga untuk diboyong ke RSJ RSZA Banda Aceh untuk mendapatkan pengobatan intensif.

Ditemui media ini ketika merapat pada acara maulid di Mesjid Al-Falah Namploh Sabtu 18 Januari 2020, menjelang keberangkatannya ke Banda Aceh membawa tujuh warga “gangguan mental” dengan menggunakan mobil chevrolet luv pickup milik pribadinya Boy mengisahkan aktivitas selingan yang sejak tahun lalu sudah empat kali mengantar warga “sakit jiwa” ke Banda Aceh dengan tujuan berobat. 

Tujuh calon pasien yang akan diserahterimakan kepada petugas RSJ RSUDZA Banda Aceh kali ini merupakan warga desa Pineung Siribe, Blang Garang dan Dari Desa Kandang.

Dengan datar Boy kepada wartawan peliput media ini memaparkan, dirinya mendambakan lingkungan hidup yang bersih, tenteram tak terkecuali dari prilaku aneh-aneh warga yang sedang penyakit semacam “halusinasi”. Sikap mereka yang jiwanya labil itu, sering juga bertindak telanjang bulat tanpa sadar disembarang tempat.

“Beranjak dari kondisi demikian sehingga saya bertekat berbuat sesuatu demi kesinambungan hidup penderita “ganguan mental” yang normal layaknya kita-kita”, ungkap Boy seraya menambahkan setidaknya sudah 20 lebih pasien “gangguan mental”  sejumlah Desa Di Kecamatan Samalanga yang sudah dan sedang mendapat penanganan dokter psikiater di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.

Cara dari Boy menggarap calon pasien hingga mau dan patuh pada perintahnya dilakukan dengan bermacam katagori tergantung reaksi sipenderita.

“Ada juga penderita yang bersikap ekstrim, beringas dan melawan saat didekati. Ya kita juga ada persediaan peralatan pendukung  mulai dari borgol, sampai senjata “halu” bersuara mirip pistol benaran untuk mengalahkan jiwa tantangnya,” ujar Boy tersalup senyum sungging.

Dengan pembuktian positif kepada warga terutama keluarga pasien yang sudah ditangani, aktivitas kerja sosial yang diprakarsai Boy mulai mendapat dukungan dan aplaus masyarakat. Karena kiprahnya baru dioperasikan di kecamatan kelahirannya Samalanga, pihak muspika setempat sangat setuju sekaligus mengapresiasi karya pribadi Boy.

Begitupun dukungan diutarakan oleh Ayah Madi paloh, senior KPA wilayah Samalanga, Muslem Abdullah DPRK-PA Bireuen dan juga dari M Jafar Abdullah DPRK – PDA Bireuen.

“Saya sangat mendukung sekaligus mengharap agar kegiatan sosial yang diprakarsai Boy itu berkelanjutan serta mendapat dukungan atas segala keperluan, baik berupa kebutuhan finansial  serta untuk pengadaan septy keamanan demi kelancaran serta keamanan menjalankan aksinya,” begitu tandas M Jafar seraya memprediksikan kalau rutinitas sosial yang digeluti pemuda Boy itu natinya bakalan menjadi contoh atau akan menjadi kebutuhan serta diundang untuk menjalankan misinya oleh pihak-pihak berkepentingan diluar Kecamatan Samalanga. (Rus-Brn)

Tags

Related News