Walikota Blitar Minta Rembuk Stunting Mampu Rangsang Inovasi Aksi Pencegahan

Kamis, 08/06/2023 - 14:30
Walikota Blitar Santoso Berikan Sambutan Pengarahan pada Acara Rembuk Stunting Kota Blitar Tahun 2023 (Foto : Faisal NR / Klikwarta.com)
Walikota Blitar Santoso Berikan Sambutan Pengarahan pada Acara Rembuk Stunting Kota Blitar Tahun 2023 (Foto : Faisal NR / Klikwarta.com)

Klikwarta.com, Kota Blitar - Walikota Blitar Santoso meminta penyelenggara kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kota Blitar Tahun 2023 yang dilaksanakan Dinkes, Bappeda dan Dinas P3AP2KB Kota Blitar di Hotel Puri Perdana, Kamis (8/6/2023), dapat merangsang seluruh pihak bagaimana mampu menciptakan inovasi baru yang besar dalam rangka mencegah secara masif gizi buruk atau stunting pada anak balita di Kota Blitar. 

"Dengan kegiatan rembuk stunting, saya percaya akan lebih ditemukan berbagai cara dalam penanggulangan stunting. Karena rembuk stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara OPD, penanggungjawab layanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat di lokasi prioritas," ungkap Santoso saat membuka Rembuk Stunting Kota Blitar Tahun 2023.

Menurutnya, pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun tanggung jawab semua pihak. Maka pada momen ini ia berharap betul diperolehnya komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh bukan hanya kepala daerah, tetapi juga pihak kecamatan, kelurahan, pimpinan OPD dan perwakilan sektor non pemerintah dan masyarakat.

Kemudian, upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi, yakni intervensi gizi spesifik untuk menyasar penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk menyasar penyebab tidak langsung. 

Selain mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, lanjut Santoso, juga diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektoral, serta kapasitas untul melaksanakan.

"Dalam jangka panjang, stunting menyebabkan menurunnya kapasitas inlogistitelektual. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang terjadi pada anak balita stunting bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang mempengaruhi pada produktivitasnya saat dewasa," tukasnya.

"Prevalensi di Kota Blitar, menurut data studi status gizi indonesia tahun 2022 sebesar 12,8 mengalami penurunan 0,1 poin dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 12,9. Sedangkan menurut elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat, prevalensi stunting Kota Blitar tahun 2022 sebesar 5,26 dengan jumlah balita stunting sebesar 390 balita. Turun 26 balita dibandingkan tahun 2021 dengan prevalensi sebesar 5,28," urainya.

"Pemerintah Kota Blitar secara bersama-sama akan melakukan konfirmasi, sinkronisasi dan sinergiisme hasil analisis dan rancangan rencana kegiatan dari OPD penanggungjawab layanan di Kota Blitar. Dengan perencanaan partisipatif masyarakat yang akan dilaksanakan melalui musrenbang kecamatan dan kelurahan atau desa, dalam upaya penurunan angka stunting di lokasi fokus penanganan," tutup Walikota Santoso. 

Informasi lebih lanjut, pada acara ini turut hadir Ketua DPRD Kota Blitar Syahrul Alim, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Blitar Vety Wulandari Santoso, pejabat terkait di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Blitar, perwakilan OPD, para pelaku aksi cegah stunting dan jajaran ketiga OPD penyelenggara kegiatan. 

 

(Pewarta : Faisal NR)

Related News