ilustrasi
Oleh: Muhammad Raihanda Fikri (Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya Antropologi Budaya)
Pendidikan multikultural adalah pendekatan progresif untuk mengubah pendidikan yang secara menyeluruh mengkritik dan menyoroti kekurangan, kegagalan, dan praktik diskriminatif di dalam kelas. Itu didasarkan pada cita-cita keadilan sosial dan kesetaraan pendidikan, serta komitmen untuk memfasilitasi pengalaman pendidikan di mana setiap siswa dapat mewujudkan potensi penuhnya sebagai pembelajar dan sebagai makhluk yang aktif dan sadar sosial di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Pendidikan multikultural menegaskan pentingnya sekolah dalam meletakkan dasar bagi perubahan masyarakat dan menghilangkan tekanan dan ketidakadilan.
Tujuan utama pendidikan multikultural adalah mempengaruhi perubahan sosial. Tujuan ini dapat dicapai melalui kombinasi tiga perubahan: perubahan diri, perubahan pendidikan, dan perubahan masyarakat. Setiap anak, baik disadari maupun tidak, datang ke sekolah dengan identitas etnik (suku). Identifikasi ini harus dikenali dan dipahami oleh guru. Ini harus menjadi dasar untuk kegiatan pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk mengenali perbedaan daripada mengabaikannya. Penting juga bagi siswa untuk mengakui dan menghormati kewarganegaraan mereka, serta belajar untuk menghormati orang lain di kelas.
Titik awalnya adalah pengenalan identitas masing-masing etnis; ini berfungsi sebagai penghubung antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa lainnya. Identifikasi etnis merupakan landasan untuk mengembangkan tingkat identifikasi berikutnya, yaitu identifikasi nasional, sebagai titik lanjutan yang menitikberatkan pada keseluruhan proses pendidikan. Pemahaman dan komitmen terhadap cita-cita demokrasi seperti martabat manusia, keadilan, dan kesetaraan diperlukan untuk identifikasi nasional dengan setiap individu.
Penekanan dalam kursus ini adalah menjadi anggota masyarakat demokratis yang efektif. Individu harus memiliki identitas nasional yang kuat untuk mengembangkan identitas global. Karena masyarakat kita menjadi lebih bergantung pada masyarakat lain, sangat penting bagi sekolah untuk mengatasi masalah global secara keseluruhan. Perkembangan identifikasi global memungkinkan siswa untuk melihat bagaimana kita sebagai bangsa dapat beradaptasi dengan masyarakat global. Ini membantu siswa memahami bahwa tindakan suatu negara harus dilihat tidak hanya dari segi implikasi/tujuannya bagi negara itu, tetapi juga dampaknya terhadap dunia.
Anak-anak yang telah mengembangkan identitas etnis dan nasional yang kuat harus memiliki kesempatan untuk mengembangkan identifikasi global, yang akan membuat mereka menjadi warga global yang lebih baik. Sangat penting untuk memahami bahwa identifikasi yang dibahas di atas adalah struktur hierarkis. Kurikulum dan pembelajaran harus maju dengan terlebih dahulu memperkenalkan identitas etnis, kemudian identitas nasional, dan akhirnya identitas global.
Evolusi identitas selanjutnya bergantung pada evolusi yang pertama. Identitas individu tidak statis tetapi terus berkembang, dan penting bagi kurikulum untuk menekankan tiga jenis identitas (identitas etnis, identitas nasional, dan identitas global) seiring dengan kemajuan pembelajaran.
Multikulturalisme merupakan ideologi sekaligus alat untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Mengingat pentingnya pemahaman multikulturalisme dalam pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di negara-negara dengan masyarakat budaya yang beragam seperti Indonesia, maka pendidikan multikulturalisme harus dikembangkan.
Pendidikan multikultural diharapkan dapat menghasilkan kehidupan masyarakat yang damai, harmonis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar.