Sosialisasi 4 Pilar, Hasbi Anshory : Batang Hari Dibangun Berdasar Pancasila

Selasa, 24/11/2020 - 16:23
Sosialisasi 4 Pilar Anggota DPR RI Dari Partai Nasdem Hasbi Anshory SE MM
Sosialisasi 4 Pilar Anggota DPR RI Dari Partai Nasdem Hasbi Anshory SE MM

Klikwarta.com, Jambi - Anggota DPR RI dari Partai Nasdem Hasbi Anshory SE.MM gelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Dengan tema 'Pembangunan Dalam Perspektif Pancasila', Wakil rakyat ini mengajak generasi milenial batang hari untuk kritis dan membantu menyukseskan program-program pemerintah daerah setempat. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan masyarakat yang hadir di gedung aula STIE Graha Karya di Muara Bulian, Senin (23 /11/2020). Hadir dua narasumber dalam kegiatan tersebut, yakni Hasbi Anshory SE.MM (Anggota DPR/ MPR RI ), dan Rustam SH 

Hasbi menyebutkan bahwa bangsa ini harus memiliki ideologi di mana ideologi itu mampu sebagai perekat persatuan.

“Bila suatu negara tidak memiliki ideologi maka bangsa itu akan goyah”, paparnya.

Ideologi di masing-masing negara disebut beragam, ada yang sosialis, komunis, liberalis, dan kapitalis. Bangsa Indonesia dikatakan sebagai bangsa yang plural atau majemuk. Terdiri dari beragam suku, bahasa, agama, bahasa, dan budaya. Dari sinilah menurut mantan Gubernur Gorontalo itu lahirlah Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa ditegaskan harus menjadi landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi setiap orang Indonesia.

“Setiap orang harus memiliki ideologi Pancasila, tanpa ideologi seperti badan tanpa nyawa”, ucapnya.
 
Selain Pancasila menurut Hasbi Anshory bangsa Indonesia harus menjadikan UUD sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seluruh aturan yang ada harus berlandaskan pada konstitusi itu. “Tak boleh ada aturan yang bertentangan dengan UUD”, paparnya.

Diungkapkan bila ada aturan, undang-undang, yang bertentangan dengan UUD, mahasiswa dan masyarakat bisa mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Banyak pasal dalam undang-undang telah dibatalkan oleh MK”, tuturnya.
 
Dalam bentuk negara, Hasbi Anshory  mengakui ada perdebatan. Ada yang ingin federal, serikat, dan bentuk lainnya. Setelah berdebat secara dinamis dan berkembang, akhirnya bangsa Indonesia memilih bentuk NKRI. “Akhirnya kita bersepakat dengan bentuk negara kesatuan”, papar nya

Meski demikian bangsa ini beragam dan terdiri dari berbagai suku seperti Jawa, Sunda, Gorontalo, Madura, Bali, Batak, Minang, dan lain sebagainya. Demikian dalam masalah bahasa yang beraneka pula. Terkait keragaman, para pendiri bangsa mencari slogan apa yang bisa menyatukan keragaman itu sehingga diambil kalimat ‘Bhinneka Tunggal Ika’.

“Berbeda-beda tetapi satu”, ucapnya.

Dari kesemua pilar MPR, Hasbi menegaskan agar menyatu pada diri kita. Dinamika masyarakat dalam merespon wacana amandemen ditegaskan oleh Hasbi bahwa amandemen hanya sebatas pada menghidupkan pokok-pokok haluan negara ada dalam UUD. Haluan negara menurutnya sudah ada sejak jaman Presiden Soekarno yang disebut sebagai Pembangunan Semesta. Pada masa Presiden Soeharto disebut GBHN.

“Sekarang kita bikin pokok-pokok haluan negara,” ucapnya.

Dalam pokok-pokok haluan negara dirancang pembangunan 25 tahun hingga 50 tahun. Pada masa Presiden Soeharto dulu ada Repelita (rencana pembangunan lima tahun).
 
Saat ini diakui landasan pembangunan yang dijalankan oleh presiden, gubernur, bupati, dan walikota berdasarkan pada visi dan misi sehingga di antara mereka terkadang ada yang bertentangan atau tidak sinkron. “Inilah yang kita khawatirkan,” ujarnya.
 
dalam kesempatan tersebut Hasbi mendorong agar sumber daya manusia bangsa ini harus semakin bagus dan maju. Ia mengharap agar lulusan Universitas Universal kreatif setelah lulus dari kuliah. Dirinya ingin lulusan perguruan tinggi lebih berorientasi pada jiwa kewirausahaan.

“Kita harus berpikir bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja,” paparnya

.Jiwa orang yang berwirausaha dengan orang yang sekadar bekerja disebut berbeda. Orang yang punya jiwa berwirausaha adalah orang yang mempunyai gagasan dan pikiran, ada peluang apa di masyarakat.

“Peluang yang ada itu ingin dimanfaatkan”, ucapnya. 

Sementara itu, Ruram SH menyampaikan paparan materi kebangsaan kepada peserta. mengawali paparannya dengan menarik sejarah lahirnya Pancasila ketika Bung Karno dibuang di Ende tahun 1933. Dalam masa pengasingan itu, Bung Karno di bawah pohon sukun, merenungkan butir-butir Pancasila.dan dalam

Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 berisikan gagasan mengenai sila-sila Pancasila. Gotong royong yang dimaksudkan Bung Karno adalah gotong royong yang memadukan dan menyatukan seluruh kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia untuk mewujudkan Marhaenisme, atau yang dipahami sebagai Sosialisme Indonesia dalam praktek," ujarnya.

Untuk memperkaya wawasan kita sebagai generasi nasionalis, dapat kita pelajari secara lebih luas dan mendalam tentang Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika sebagai Empat Pilar bangsa Indonesia, melalui berbagai literasi yang tersaji, serta melalui forum-forum diskusi kebangsaan seperti kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang terselenggara hari ini.

Kegiatan yang berlanjut dengan sesi diskusi kebangsaan siang ini mampu menggugah semangat kebangsaan generasi nasionalis di Batang hari,Peserta antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

Related News